tugas pak iswanto
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ANGINA PEKTORIS
Disusun
Oleh : Dedy Sadewo
Nim : 170511006
Pembimbing
: Iswanto Karso,M.Sc.RN
Di Indonesia,
penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat Angina Pektoris di
seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian
dengan berbagai sebab.Manifestasi klinik Angina Pektoris yang klasik
adalah Angina Pektoris.
Angina Pektoris ialah
suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu
melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina Pektoris dapat
muncul sebagai Angina Pektoris stabil (APS, stable angina), dan keadaan ini
bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA)
atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa
menyebabkan kematian. (American Heart Association (AHA))
Dapat disimpulkan bahwa Angina pectoris adalah suatu
syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah
lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi
tidak sampai terjadi nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan
sebagai rasa tertekan, rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar,
rasa bengkak dan rasa seperti sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya
berkisar 1 – 15 menit di daerah retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke
rahang, leher, bahu, punggung dan lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang
juga menjalar ke lengan kanan. Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat
capai, sesak nafas pada saat aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi
akibat ischemia miokard. Penyakit angina pektoris ini juga disebut sebagai penyakit
kejang jantung. Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner
pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan
jantung dipacu secara terus-menerus karena aktifitas fisik atau mental.
Angina pektoris dapat
terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada waktu
tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress.
Jika pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplai oksigen yang
diterima sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen
sangatlah diperlukan oleh sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya.
Oksigen yang didapat dari proses koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai
sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran koroner menjadi meningkat. Aliran darah koroner terutama terjadi sewaktu diastole pada
saat otot ventrikel dalam keadaan istirahat.
Sakit dada pada
angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard atau karena suplai
darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena
penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi
karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses
aterosklerosis dan spasme.
Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina
harus dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari
penderita dengan angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan
kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu ischemia pada beban kerja yang
rendah.
Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal.
Foto thoraks lebih sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat
infark miokard atau penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari
jantung. Manfaat pemeriksaan foto thorak secara rutin pada penderita angina
masih dipertanyakan.
Interpretasi EKG uji latih beban yang paling penting adalah
adanya depresi dan elevasi segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya uji latih beban
dihentikan bila mencapai 85% dari denyut jantung maksimal berdasarkan umur,
namun perlu diperhatikan adanya variabilitas yang besar dari denyut jantung
maksimal pada tiap individu. Indikasi absolute untuk menghentikan uji beban
adalah penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan darah
awal meskipun beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina
sedang sampai berat , ataxia yang meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda
penurunan perfusi seperti sianosis.
Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih
beban berdasarkan EKG, maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop
yang biasa digunakan adalah thalium-210.
Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian
penebalan miokard pada saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat.
Gambaran ekokardiografi yang mendukung adanya ischemia miokard adalah:
penurunan gerakan dinding pada 1 atau lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya
ketebalan dinding saat sistol atau lebih segmen pada saat uji latih beban,
hiperkinesia kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan atau yang tidak
ischemia.
Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung
pada penderita dengan nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat
dilakukan jika ada kontra indikasi untuk test non invasive.
Untuk pemeriksaan Laboratorium Yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan enzim; CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina
kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid
darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL. Trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti
hyperlipidemia dan pemeriksaan gula darah
perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan factor resiko bagi pasien angina pectoris.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah: meningkatkan
pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan
kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).
Terapi
Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia
a. Penyekat Beta
obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta
dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi
denyut jantung, kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya
muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara
lain: atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.
b. Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat
untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek
antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard
melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan
tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah
terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi
dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12
jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid
mononitrat, nitrogliserin.
c. Kalsium Antagonis
obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium
melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu
darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan
sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan
cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis
adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin,
nifedipin, nimodipin, verapamil.
Terapi Non Farmakologis
Ada
berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan
takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras.
Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja
jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat
menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan
kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.
Diagnosa angina
pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai riwayat penyakit, karena
diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang
mempunyai ciri khas sebagai berikut :
Seringkali pasien merasakan adanya
sakit dada di daerah sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada
sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, ke punggung, rahang
atau leher. Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah
epigartrium, gigi dan bahu
Pada
angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda berat (pressure like),
diperas (squeezing), terasa panas (burning), kadang-kadang hanya perasaan tidak
enak di dada (chest discomfort) karena pasien tidak dapat menjelaskan sakit
dada tersebut dengan baik, lebih-lebih bila pendidikan pasien rendah.
Pada
kenyataan yang sering terjadi saat kita berada di ruang rawat inap intensive saat dilakukan pengkajian pada penderita angina pectoris, Sakit dada
pada biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan
cepat, tergesa-gesa, atau sedang menaiki tangga. Aktivitas ringan seperti
mandi, menggosok gigi, makan terlalu kenyang atau emosi juga dapat menimbulkan
angina pektoris. Sakit dada tersebut segera hilang bila pasien menghentikan
aktivitasnya. Serangan angina pektoris dapat timbul pada waktu istirahat atau
pada waktu tidur malam.
Serangan
sakit dada biasanya berlangsung 1 sampai 5 menit, walaupun perasaan tidak enak di dada masih
dapat dirasakan setelah sakit dada hilang. Bila sakit dada berlangsung lebih
dari 20 menit, kemungkinan pasien mendapat serangan infark miokard akut dan
bukan disebabkan angina pektoris biasa.
Pada pasien angina pektoris, dapat pula
timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-kadang sakit
dada disertai keringat dingin.
Dengan anamnese yang
baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya kemungkinan
penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu
angina pectoris tidak stabil. Setelah semua deskriptif nyeri dada tersebut
didapat, pemeriksa membuat kesimpulan dari gabungan berbagai komponen tersebut.
Kesimpulan yang didapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu angina yang
tipikal, angina yang atipikal atau nyeri dada bukan karena jantung. Angina
termasuk tipikal bila : rasa tidak enak atau nyeri dirasakan dibelakang sternum
dengan kualitas dan lamanya yang khas, dipicu oleh aktivitas atau stress
emosional, mereda bila istirahat atau diberi nitrogliserin.
Setelah diagnosa
keperawatan ditegakan langkah berikutnya adalah menentukan intervensi terhadap
keluhan nyeri pada pasien beberapa intervensi yang bisa dilakukan adalah
Identifikasi
terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi, intensitas dan
lokasi nyeri. Hal ini dilakukan agar dapat Membantu kita untuk dapat membedakan
nyeri dada dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak
stabil (angina stabil biasanya berakhir 3 sampai 5 menit sementara angina tidak
stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit.
Tinggikan kepala
tempat tidur bila pasien napas pendek. Ini dilakukan dengan alasan dengan
mengatur posisi tersebut dapat memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan
hipoksia dan napas pendek berulang.
Berikan makanan
lunak. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan. Menurunkan kerja
miokard sehubungan dengan kerja pencernaan, memberikan diet lunak dapat
membantu manurunkan risiko serangan angina
DAFTAR
PUSTAKA
Corwin, EJ. 2009. Buku
Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Finarga. 2010. Angina.
Dimuat dalam http://finarga.blogspot.com/
(diakses pada 11 Maret 2012)
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Judith
M. Wilkinson. 2005. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC
Interventions and NOC Outcome. New Jersey : Horrisonburg.
Komentar
Posting Komentar